Karyapuisi karangan Chairil Anwar masih relevan kok dibaca untuk menyambut kemerdekaan 17 Agustus 2022. lahir di Medan 26 Juli 1922 dari pasangan Toeloes dan Saleha, sesosok penyair puisi yang terpandang, ia menempuh pendidikannya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) atau Sekolah Dasar (SD), dan meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid
Kumpulan Contoh Puisi 'Merdeka atau Mati' untuk Lomba 17 Agustus, Dirgahayu HUT ke 77 RI – Pada artikel ini terdapat contoh kumpulan puisi dengan judul “Merdeka atau Mati” yang bisa kamu jadikan referensi untuk perlombaan dalam rangka menyambut HUT ke 77 RI. Slogan heroik “Merdeka atau Mati!” sebagian orang mengatakan itu adalah pekik Bung Tomo melalui radio Surabaya dan berhasil membakar semangat para pejuang kemerdekaan pada peristiwa 10 November 1945. Makna dari semboyan tersebut adalah apakah kita lebih memilih merdeka dengan berjuang atau hanya berdiam diri saja tanpa berjuang dan membiarkan negara tetap sengsara. Baca Juga Naskah Kemerdekaan HUT RI ke 77 dan Puisi Serta Poster 17 Agustus 2022, Download Disini Berikut kumpulan contoh puisi Merdeka atau Mati untuk lomba 17 Agustus 2022 dalam menyambut HUT ke 77 RI. 1. Merdeka atau Mati Karya Yamin Darah di tanah tak bertuan menggenang Ratusan nyawa melayang Bergelimpangan di medan perang Mengangkat panji kemenangan Seorang pejuang berteriak lantang Gagah berani memegang senjata lawan penjajah Dua kata menjadi pilihan Merdeka atau mati Tubuh kekar dihujani peluru Penuh lubang di sekujur tubuh Darah bercucuran mereka tetap tegak berdiri Sekali lagi lantangkan merdeka atau mati Baca Juga 20 Puisi Hari Kemerdekaan HUT RI ke-77 Karya Sastrawan Nusantara Terbaik 2. Merdeka atau Mati Csa_Banowaty Genangan darah tumpah di atas tanah tak bertuan Beratus-ratus nyawa melayang bergelimpangan di atas tanah tak bertuan sebuah tanah lapang yang dahulu menjadi medan perang Seorang pejuang berteriak lantang mengangkat tinggi panji kemenangan gagah berani memegang senjata melawan penjajah hina dan nista Dua kata menjadi pilihan merdeka atau mati tak ada lain selain itu kecuali merdeka atau mati hujan peluru memberondong tubuh kekarnya tetap tegak meski tubuh berlubang tertembak peluru tajam darah bercucuran membanjiri medan perang meski namamu tak kami kenal meski jasadmu tertimbun bersama gundukan tanah atau ragamu berserakan hancur lebur terkena ledakan senjata penghancur namun kau lah pahlawan sejati kami yang telah mengorbankan jiwa dan ragamu demi sebuah hak kebebasan yakni kemerdekaan Baca Juga Contoh Puisi Singkat Kemerdekaan untuk Lomba 17an HUT RI ke 77 3. Di Balik Seruan Pahlawan Oleh Zhara Aurora Kabut.. Dalam Kenangan pergolakan pertiwi Mendung.. Bertandakah hujan deras Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan Dia yang semua yang ada menunggu keputusan sakral Serbu.. Merdeka atau mati! Allahu Akbar! Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa Dalam serbuan bambu runcing menyatu Engkau teruskan menyebut ayat suci Engkau teriakkan semangat juang demi ngeri Engkau relakan terkasih menahan tepaan belati Untuk Ibu pertiwi Kini kau lihat Merah hitam tanah kelahiranmu Pertumpahan darah para penjajah keji Gemelutmu tak kunjung sia Lindungannya selalu di hatimu Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi Baca Juga 11 Kumpulan Puisi Kemerdekaan Karya Penyair Ternama Indonesia 4. Puisi Merdeka atau Mati. Karya Ozy V. Alandika Merdeka atau mati Tidak bisa kita jawab sendiri Perjuangan mereka dulu tanpa henti Entah itu bergerilya atau bertepi Merdeka atau mati Dulu pahlawan menangis darah untuk proklamasi Tertusuk duri berkali-kali Demi mewujudkan Indonesia menjadi negeri Merdeka atau mati Pejuang kemerdekaan adalah sebaik-baiknya abdi Semua bersatu dan bersiap mati Mengusir penjajah agar segera pergi Merdeka atau mati Hari ini aku harus berdoa untuk negeri melanjutkan merdeka dalam visi misi Tak akan pernah berhenti hingga mati Baca Juga Naskah Puisi Diponegoro Karya Chairil Anwar, Bisa Digunakan untuk Lomba HUT RI 5. Merdeka dan Jangan Mati Karya Yo Herie Suyidna Merdeka Dan jangan mati Itu pekikku Untuk kedua Anakku Si Putera dan juga si Puteri Agar mampu berteriak lantang Merdeka dan jangan mati Aku pernah punya mimpi Mimpi akan kedua Anakku itu Pewaris aliran darah merahku Penerus putih tulangku Dalam dirinya rohku mengaura Tentu aku menaruh kasih yang luar biasa bagi-Nya Untuk itu hormati aku mengajari pekik para Anakku Merdeka dan jangan mati Pekikku bukan bias tawaran Tapi tongkat komando memprasasti Merdeka dan jangan mati Bukan merdeka atau mati Aku sebagai bapak-Nya Menaruh cita pada kedua Anakku Sang Putera dan juga sang Puteri Agar merdeka dan jangan mati Baca Juga [Qoutes] 16 Kata Bijak Sutan Syahrir tentang Kemerdekaan dalam Menyambut HUT RI ke 77 Cocok untuk Caption IG hingga Twitter 6. Merdeka atau Mati Genangan darah tumpah di atas tanah tak bertuan Beratus-ratus nyawa melayang bergelimpangan di atas tanah tak bertuan sebuah tanah lapang yang dahulu menjadi medan perang seorang pejuang berteriak lantang mengangkat tinggi panji kemenangan gagah berani memegang senjata melawan penjajah hina dan nista dua kata menjadi pilihan merdeka atau mati tak ada lain selain itu kecuali merdeka atau mati hujan peluru memberondong tubuh kekarnya tetap tegak meski tubuh berlubang tertembak peluru tajam darah bercucuran membanjiri medan perang meski namamu tak kami kenal meski jasadmu tertimbun bersama gundukan tanah atau ragamu berserakan hancur lebur terkena ledakan senjata penghancur namun kau lah pahlawan sejati kami yang telah mengorbankan jiwa dan ragamu demi sebuah hak kebebasan yakni kemerdekaan sekali lagi lantangkan dua pilihan merdeka atau mati Nah itulah kumpulan contoh puisi Merdeka atau Mati untuk lomba 17 Agustus 2022 dalam menyambut HUT ke 77 RI. KK Artikel Terkait Naskah Kemerdekaan HUT RI ke 77 dan Puisi Serta Poster 17 Agustus 2022, Download Disini Contoh Puisi Singkat Kemerdekaan untuk Lomba 17an HUT RI ke 77 20 Puisi Hari Kemerdekaan HUT RI ke-77 Karya Sastrawan Nusantara Terbaik 11 Kumpulan Puisi Kemerdekaan Karya Penyair Ternama Indonesia Naskah Puisi Diponegoro Karya Chairil Anwar, Bisa Digunakan untuk Lomba HUT RI Dapatkan Update Berita Terbaru dari di Google News
merdekaatau mati! bagi keringat kaum buruh. bagi tanah-tanah petani. bagi kepertjajaan kepada harapan. Entah empunya karya dianggap mati atau tidak, bagi saya tidak ada masalah. Malah, kadang-kadang saya berpikir bagaimana melepaskan diri dari Puisi-Puisi I Gusti Putu Bawa Samar Gantang. Karya Francis Towne (1739-1816) Berjudul Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Puisi Naratif Merdeka atau MatiJika ada dua cinta, manakah yang akan kau pilih? Ini kisah seorang wanita yang disukai oleh dua lelaki. Yang satu tampan rupawan. Yang satu kaya terkemuka. Keduanya telah menyampaikan perasaan kepada bulan berparas ayu. Yang satu membawa sekuntum bunga mawar. Yang satu membawa parfum dari wanita tidak bisa menolak cinta keduanya. Lelaki pertama dan kedua bingung bukan kepalang. Tidak mungkin mereka mau memutuskan untuk bertarung di puncak gunung. Yang satu membawa pedang paling tajam. Yang satu membawa senapan dari saling menyerang dan bertahan. Yang satu kakinya tertembak, napasnya terengah-engah. Yang satu tangannya terkoyak, merintih kesakitan. Tak tega, si wanita menyuruh salah satu di antara mereka untuk menyerah. Ia meneteskan air mata penuh harap. Namun, tekad kedua lelaki itu sudah adalah kemerdekaan yang harus berucap dalam hati, 1 2 Lihat Puisi Selengkapnya FatamorganaMerdeka. Mentari karat lambat laun mulai meninggi. Harap cemas permaisuri akan negeri ini. Tak seperti hari hari kemarin. Bersama dengan menuanya dirimu. Lantas menuakan juga semangat juangmu. Budaya yang dari dahulu dipupuk. Semangat yang dari dahulu berkobar. Seakan memudar bersama dengan sang waktu. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Merdeka ituPerjuangan. Wani tok wis. Tidak perlu sambat. Maju terus, pantang pahlawan bangsa telah gugur. Jadi Kusuma bangsa. Untuk kemerdekaan. Saat penjajah ingin kembali, lawan dengan bambu runcing. Bersatu usir penjajah. Bukan mati sia sia. Tapi untuk kejayaan bangsa. Indonesia. Apa yang kau lakukan anak muda? Sekarang? Untuk bangsamu? Banggalah, negerimu telah merdeka. Hargai pahlawanmu. Jaga persatuanmu. Tak perlu perang sekarang. Tak perlu bambu pahlawan bertanya. Mana karyamu. Bukan mana jika tak berkarya. Kau pertaruhkan apa untuk negerimu ini. Anak muda harus berkarya. Untuk kejayaan tanya apa yang diberikan negaramu, tapi tanyalah apa yang kamu berikan untuk negeri ini. Ayo semangat. Bangsa ini butuh anak muda. Yang menggetarkan dunia. Dengan karyanya. Kamu pasti bisaMalang, 7 November 2020Oleh Eko Irawan dalam rangka menyambut Hari Pahlawan Lihat Puisi Selengkapnya Adabanyak hal yang bisa lakukan, salah satunya membacakan puisi tentang pahlawan dari penyair terkenal di Indonesia. Ada banyak penyair puisi atau sastrawan yang membuat puisi menyentuh nan menyayat hati tentang para pahlawan, seperti W.S. Rendra, Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, Kuntowijoyo, hingga Mustofa Bisri (Gus Mus).
SETIAP 17 Agustus, kita bangsa Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan. Hari Kemerdekaan bisa diisi dengan berbagai kegiatan mulai dari upacara penaikan bendera, pertunjukan yang berhubungan, hingga lomba. Berbagai acara tersebut seperti pertunjukan seni, tarian, musik, dan marching band. Salah satunya pertunjukan puisi. Puisi merupakan salah satu karya sastra yang paling umum di masyarakat. Puisi dapat dijadikan media untuk membangkitkan semangat perjuangan untuk meraih cita cita kemerdekaan. Berikut contoh puisi kemerdekaan Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini Karya Taufik Ismail Tidak ada pilihan lain Kita harus berjalan terus Karena berhenti atau mundur Berarti hancur Apakah akan kita jual keyakinan kita Dalam pengabdian tanpa harga Akan maukah kita duduk satu meja Dengan para pembunuh tahun yang lalu Dalam setiap kalimat yang berakhiran "Duli Tuanku?" Tidak ada lagi pilihan lain Kita harus berjalan terus Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara Dipukul banjir, gunung api, kutuk, dan hama Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan Dan seribu pengeras suara yang hampa suara Tidak ada lagi pilihan lain Kita harus berjalan terus Jakarta 17 Agustus 45 Dini Hari Karya Sitor Situmorang Sederhana dan murni Impian remaja Hikmah kehidupan berNusa berBangsa berBahasa Kewajaran napas dan degub jantung Keserasian beralam dan bertujuan Lama didambakan menjadi kenyataan wajar, bebas seperti embun seperti sinar matahari menerangi bumi di hari pagi Kemanusiaan Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945 Menatap Merah Putih Karya Sapardi Djoko Damono Menatap merah putih Melambai dan menari-nari di angkasa Kibarannya telah banyak menelan korban nyawa dan harta benda Berkibarnya merah putih Yang menjulang tinggi di angkasa Selalu teriring senandung lagu Indonesia Raya Dan tetesan air mata Dulu, ketika masa perjuangan pergerakan kemerdekaan Untuk mengibarkan merah putih harus diawali dengan pertumpahan darah Pejuang yang tak pernah merasa lelah untuk berteriak Merdeka! Menatap merah putih Adalah perlawanan melawan angkara murka Membinasakan penindas dari negeri tercinta Indonesia Menatap merah putih Adalah bergolaknya darah demi membela kebenaran dan asasi manusia Menumpas segala penjajahan di atas bumi pertiwi Menatap merah putih Adalah kebebasan yang mesti dijaga dan dibela Kinara Nya di angkasa raya Berkibarlah terus merah putihku dalam kemenangan dan kedamaian Maju Tak Gentar Karya Mustofa Bisri atau Gus Mus Maju tak gentar Membela yang mungkar Maju tak gentar Hak orang diserang Maju tak gentar "Pasti kita menang!" Pahlawan Tak Dikenal Karya Toto Sudarto Bachtiar Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang Dia tidak ingat bilamana dia datang Kedua lengannya memeluk senapan Dia tidak tahu untuk siapa dia datang Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang Wajah sunyi setengah tengadah Menangkap sepi padang senja Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu Dia masih sangat muda Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata aku sangat muda. Sebuah Jaket Berlumur Darah Karya Taufiq Ismail Sebuah jaket berlumur darah Kami semua telah menatapmu Telah pergi duka yang agung Dalam kepedihan bertahun-tahun. Sebuah sungai membatasi kita Di bawah terik matahari Jakarta Antara kebebasan dan penindasan Berlapis senjata dan sangkur baja Akan mundurkah kita sekarang Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’ Berikrar setia kepada tirani Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan? Spanduk kumal itu, ya spanduk itu Kami semua telah menatapmu Dan di atas bangunan-bangunan Menunduk bendera setengah tiang. Pesan itu telah sampai ke mana-mana Melalui kendaraan yang melintas Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa Prosesi jenazah ke pemakaman Mereka berkata Semuanya berkata Lanjutkan Perjuangan! Baca juga Ini Lagu Nasional Indonesia Bertema Kemerdekaan Atas Kemerdekaan Karya Sapardi Djoko Damono Kita berkata jadilah dan kemerdekaan pun jadilah bagai laut di atasnya langit dan badai tak henti-henti di tepinya cakrawala terjerat juga akhirnya kita, kemudian adalah sibuk mengusut rahasia angka-angka sebelum Hari yang ketujuh tiba sebelum kita ciptakan pula Firdaus dari segenap mimpi kita sementara seekor ular melilit pohon itu inilah kemerdekaan itu, nikmatkanlah Musium Perjuangan Karya Kuntowijoyo Susunan batu yang bulat bentuknya berdiri kukuh menjaga senapan tua peluru menggeletak di atas meja menanti putusan pengunjungnya. Aku tahu sudah, di dalamnya tersimpan darah dan air mata kekasih Aku tahu sudah, di bawahnya terkubur kenangan dan impian Aku tahu sudah, suatu kali ibu-ibu direnggut cintanya dan tak pernah kembali Bukalah tutupnya senapan akan kembali berbunyi meneriakkan semboyan Merdeka atau Mati. Ingatlah, sesudah sebuah perang selalu pertempuran yang baru melawan dirimu. Di Taman Pahlawan Karya A Mustofa Bisri atau Gus Mus Di taman pahlawan beberapa pahlawan sedang berbincang- bincang tentang keberanian dan perjuangan. Mereka bertanya-tanya apakah ada yang mewariskan semangat perjuangan dan pembelaan kepada yang ditinggalkan Ataukah patriotisme dan keberanian di zaman pembangunan ini sudah tinggal menjadi dongeng dan slogan ? banyak sekali tokoh di situ yang diam-diam ikut mendengarkan dengan perasan malu dan sungkan Tokoh-tokoh ini menyesali pihak-pihak yang membawa mereka kemari karena menyangka mereka juga pejuang- pejuang pemberani. Lalu menyesali diri mereka sendiri yang dulu terlalu baik memerankan tokoh-tokoh gagah berani tanpa mengindahkan nurani. Bunga-bunga yang setiap kali ditaburkan justru membuat mereka lebih tertekan Apakah ini yang namanya siksa kubur ? tanya seseorang di antara mereka yang dulu terkenal takabur Tapi kalau kita tak disemayamkan di sini, makam pahlawan ini akan sepi penghuni, kata yang lain menghibur. Tiba-tiba mereka mendengar Marsinah. Tiba-tiba mereka semua yang di Taman Pahlawan, yang betul-betul pahlawan atau yang keliru dianggap pahlawan, begitu girang menunggu salvo ditembakkan dan genderang penghormatan ditabuh lirih mengiringi kedatangan wanita muda yang gagah perkasa itu Di atas, Marsinah yang berkerudung awan putih berselendang pelangi tersenyum manis sekali maaf kawan-kawan, jasadku masih dibutuhkan untuk menyingkapkan kebusukan dan membantu mereka yang mencari muka. kalau sudah tak diperlukan lagi biarlah mereka menanamkannya di mana saja di persada ini sebagai tumbal keadilan atau sekedar bangkai tak berarti Di Balik Seruan Pahlawan Karya Zshara Aurora Kabut.. Dalam kenangan pergolakan pertiwi Mendung.. Bertandakah hujan deras Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan Dia yang semua yang ada menunggu keputusan Sakral Serbu.. Merdeka atau mati! Allahu Akbar! Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa Dalam serbuan bambu runcing menyatu Engkau teruskan menyebut ayat suci Engkau teriakkan semangat juang demi negeri Engkau relakan terkasih menahan tepaan belati Untuk ibu pertiwi Kini kau lihat Merah hitam tanah kelahiranmu Pertumpahan darah para penjajah keji Gemelutmu tak kunjung sia Lindungannya selalu di hatimu Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi OL-14
sementarasiswa-siswi merdeka bersilaturahmi dengan kelaminnya. Datanglah ya datang, tak apa Sebelum cicit terakhir tikus-tikus mati di lumbung dan brankas kementerian. Para penyair kian rajin berlomba memposting flyer atau kliping puisi mereka tak ada sangkut pautnya dengan impor beras atau daging sapi tak ada relevansinya dengan pahit
Puisi Perjuangan, Merdeka atau Mati. Bagaimana kata kata puisi perjuangan dalam bait puisi merdeka atau mati yang dipublikasikan berkas puisi untuk kali ini. Untuk lebih jelasnya puisi tentang perjuangan yang menceritakan puisi kepahlawan dan perjuang, disimak saja berikut ini puisi tentang merdeka atau mati. PUISI MERDEKA ATAU MATI! Karya Satria Panji Elfalah Kulit keriput, pandangan nanar Kursi goyang menjemput pinggang renta Mengajak akal dan pikiran bersajak Tentang kawan sebangsa Kukira madu 'kan menjemput Takkan ada belulang berbungkus kulit lagi Tiada lagu muram berskala minor Nihil nelangsa Kapal-kapal besar bersandar Sauh terjun Kulihat rambut-rambut emas tertiup angin Seketika, murka mengetuk di daun pintu Allahuakbar! Allahuakbar! Allahuakbar! Kudengar lantangnya nama-Mu Di antara lautan manusia Meneriakkan luka dalam daging yang menganga Darahku bukan darahmu Napasku bukan napasmu Tapi tanah ini satu Dalam genggaman sehidup semati Merah putih biru di kepala Yamato Berkibar congkak Sobek! Sobek birunya langit! Jadikan darah dan tulang mengangkasa! Kulihat darah menggagahi kain putih Kudengar rintihan peluru di kedua telinga Kurasakan nestapa dari anak cucu adam Kucium aroma mesiu dan darah Wahai penyair kematian Hunuskan bambu runcingmu! Bungkam mereka dengan darahmu! Butakan netra mereka dengan apimu! Kau takkan pulang Kau takkan kembali Namun kau akan abadi Dalam selembar kain putih berdarah merah Takkan kau peluk anak dan istrimu lagi Takkan mendendangkan lagu di atas punggung kerbau Namun kau akan abadi Dalam bercarik-carik kertas diktat pengingat masa lampau Jembatan Merah kian merah Kau cekik Mallaby dengan takbirmu Perseteruan kian pelik Namun kau, bukan ilalang, melainkan karang Bangkit! Merdeka atau mati! Sorak sorai menggunung Derap kakimu menghujam bumi Di persimpangan kau berlari Anak-anak peluru bersarang Merah, baju lusuhmu memerah Namun merah putih harus tetap mengangkasa Demi anak cucumu Demi saudara dan saudarimu Demi nama tanah air Kau gugur di bawah merah putih Air mata membasahi pipimu yang kuyu Bukan kesedihan yang memelukmu Kebahagiaan dan kebanggan mencumbumu Dalam bait doa, dalam bait sajak, ia 'kan selalu ada Bandung, 8 Januari 2017. Demikianlah puisi pejuangan merdeka atau mati, baca juga puisi pahlawan perjuangan yang lainnya di halaman bberkas puisi, semoga puisi perjuang yang dipubikasikan ini menghibur san bermanfaat. Puisipuisi tentang kita merdeka bercerita seperti puisi kritik kemerdekaan atau berkisah serupa puisi merdeka atau mati ditangan penjajah. Untuk lebih jelasnya puisi kritikan di hari ulang tahun kemerdekaan indonesia disimak saja puisi berjudul kita merdeka dibawah ini. Merdeka atau Mati Abdullah Muadz Merdeka atau mati Kayanya enakan mati…? Yaa,… mati rasa.. Rasa malu apalagi kalau sudah mati paaaling.. enak Enak makan raskin hasil nilep Orang kaya makan beras orang miskin.. Uhuuuyy.. ini bisa masuk guiness book or record Mengalahkan babi-babi dimanapun juga Karena serakus rakus babi…, …tidak ada yang mengambil jatah temannya sendiri.. Merdeka atau mati…! Kayanya enakan mati…? Yaa mati urat…malu. . Diganti dengan urat kuda paaaling uenak… Enak main kuda-kudaan, sambil pakai kamera.. Antara wakil rakyat bersama seorang artis Uhuuuyy..! ini bisa masuk guiness book of record Mengalahkan kucing-kucing manapun Karena senekat-nekat kucing .. disorot kamera pasti dia kabur… Merdeka atau mati…! Kayanya Enakan mati…? Mati kulit sensitif.. diganti dengan kulit badak paaaling uenak..! Badak bisa sekolah di SMA Cianjur, Bahkan bisa kuliah di Bandung.. Sekarang masuk SMP Indramayu, sehingga indramayu bergoyang.. Dan seterusnya .. susul menyusul .. Sekarang badak dari Bali mampu menghasilkan 13 judul film.. Badak dari Jawa Timur sudah menghasilkan 5 judul film.. Di depan Malioboro beberapa pasang badak bisa masuk mobil Sampai lupa kesiangan dan akhirnya ditoton banyak orang… Uhuuyy.. ini bisa mengalahkan kerbau-kerbau dimanapun juga. Tak satupun, kerbau yang bisa kumpul orang.., Karena kerbau tidak punya KUA dan Penghulu… Tetapi…. ada orang yang bisa kumpul Keboo….!! Merdeka atau mati…! Kayanya enak mati..? Yaa.. ! mati rasa dibagian muka.. Diganti dengan muka tembok. Paaaling enaak…! Orang bisa antri raskin sambil pegang HP Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok.. Orang tua lupa siapkan SPP, terpakai untuk beli TV dan Kulkas baru.. Koruptor bisa tampil di TV sambil tersenyum.. Korban konspirasi katanya..? Pegawai bisa ngenet pagi di kantornya sambil chating2an.. Bencong bisa jadi penceramah.. WTS Wanita Tidak Sholat bisa ganti nama jadi…, PSK Perempuan Suka Keluyuran PSK bisa ganti nama jadi…. Pramu Syahwat.. supaya mirip pramugari .. katanya.. Pengemis bisa pakai walkman sambil goyang kepala.. Para pengungsi bisa berjoged dalam tendanya.. Pelajar lulus bisa corat-coret apa saja seperti kesetanan..! Orang kampung bisa mabok, walau belinya patungan.. Kuwehnya bakwan.. muntahnya keluar toge, genjer dan oncom.. Uhuuuyyy…! tiada duanya.. Tadinya barang langka sekarang menjadi biasa.. Tadinya dianggap gila sekarang menjadi lumrah.. Ini membuat si Jenius tak berkutik.., mati akal..! Apa hubungannya lulus sekolah dengan corat coret… Jaka sembung naik ojek.., kagak nyambung jak..? Merdeka atau mati..! Kayanya enakan mati..? Mati rasa, harga diri serta gengsi.. Semua diganti dengan materi… Kehormatan diukur dengan pangkat, jabatan, kedudukan, ketiduran.. Kemulyaan bisa diraih dengan kecantikan, kegantengan, keturunan, keningratan, darah biru, darah merah, darah putih, dan darah belang… Harga diri bisa didapat dengan banyaknya harta, wanita, tahta serta toyota.. Serenceng gelar bisa dibeli di kios-kios penjual ijazah luar negeri.. Kemudian tinggal pesan kartu nama dibuat ukurang lebih panjang, agar masuk semua gelarnya… Drs, Ir. KH. Sarimin, MA, ME, MBA, MSC, Phd, STMJ, ALM Dll, DSB, DST.. Uhuuyy..! bil fuluss.., likulli syai’in tembuuss.. Maa fii Fuluuss.., laisa muluuusss… Merdeka atau mati..! Kayanya enakan mati..? Mati rasa, harga diri, serta gengsi Biar tekor.. yang penting kesohor.. Biar beras impor.. …Yang penting gedung-gedung tinggi pada nyongor.. Biar pengemis banyak di trotoar.. .. yang penting bisa melihat saya punya jaguar… Biar orang antri minyak.. yang penting saya bisa tidur nyenyak.. Biar orang antri beras.. yang penting saya bisa tidur pulas Biar rakyat pada kurus.. yang penting korupsi saya mulus.. Biar masyarakt terhimpit.. kejepit.., ..yang penting harta saya melejit.. menjulang kelangit Biar pengungsi tidur ditenda kepanasan dan kehujanan.. Yang penting saya bisa berleha-leha sambil kekenyangan. . Biar rakyat kena sunami,, yang penting saya bisa refresing ke Miami.. Merdeka atau mati…! Kayanya enakan mati…? Mati hati nurani dibunuh oleh materi.. sekali lagi materi.. Berawal dari mimpi-mimpi. . kemudian menjadi obsesi.., Akhirnya menggunakan segala cara untuk mendapatkannya. ..! Tilep sana .., tilep sini.. Sikat sana.., sikat sini.. Tendang sana…, tendang sini.. Fitnah sana.., Fitnah sini.. Jilat sana .. jilat sini…. Sogok sana.., sogok sini… Kasak kusuk sana.., kasak kusuk sini Main dukun sana main dukun sini Dari Cirebon sampai Banten jimatnya ada disini Semuaa… demi kehormatan.. kedudukan.. kemuliyaan dan harga diri Merdeka atau mati…! Kayanya enakan mati…? Mati akal, fikiran, kreatifitas, semangat serta idealisme.. Sampai tak tahu arti merdeka…. Merdeka…! Apakah itu merdeka… Tahukah kamu apa arti merdeka.. Merdeka artinya hormat bendera sambil digerek Setalah itu anda bebas korupsi.. Merdeka artinya bentuk paskibra dengan biaya selangit Bisa beli cendol untuk mengisi danau toba Atau beli krupuk untuk menutup monas.. Merdeka artinya bergadang sampai larut malam, Masang bendara kadang sambil mabok.. Merdeka artinya bikin panggung untuk poco-poco, joged-joged atu goyang ngebor, sampai pagi .., sampai teler.. sampai ngiler… Merdeka artinya orang bisa bebas berbuat apa saja , tanpa kendali yang penting hak asasi katanya… Merdeka artinya gigit duit di semangka, …balap karung, paling banter…. panjat pinang.. Indonesia… ! 62 tahun sudah merdeka….! Lomba-lombanya masiiih… makan kerupuk sajaa… Kaciaaan dech loch…. entar cacingan…. ! Merdeka atau mati…! Kali ini ada yang ingin merdeka.. Tapi mati dia punya nyali… Takut kwali tak terisi… Nyaris tanpa aksi, Cuma bicara sana-sini.. No action talk only… Mimpi-mimpi mulai dirumuskan Idelisme mulai diluncurkan Dasar Negara muali diletakkan Tapi sayang letaknya..sekali lagi letaknya..? Bukan lagi di hati dan fikiran.. Karena sudah pada mati… Akhirnya diletakkan di prassti-prassti, tugu-tugu, buku-buku, kertas-kertas, serta dokumen-dokumen negara… Dibacakan dalam upacara resmi, sumpah jabatan…. … atau dalam cermonial basa basi.. Sementara yang tinggal di hati hanyalah Panca Gila 1. Keuangan yang maha kuasa.. 2. Kemanusiaan yang rakus dan biadab 3. Pengurasan kekayaan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh pejabat yang mirip penjahat, berkolaborasi dengan konlomerat yang suka menyengsarakan rakyat.. 5. Kerakusan sosial bagi seluruh penjahat Indonesia… Na’uuzubillaahi Min Zaalik… Innalillaahi wa inna Ilaihi Roji’uun… dikopas dari
Merdekaatau Mati! Penulis. krisanadmin2 - Oktober 10, 2021. 623. 0. Facebook. Twitter. Pinterest. Puisi 7; Galeri 5; Opini 3; Pendiri & Pembina 2; Video 0; TENTANG KITA. Portal berita KrisanOnline adalah media digital karya jurnalistik yang digunakan pula sebagai media penunjang pembelajaran guru dan siswa. KrisanOnline dikelola oleh
Ilustrasi Puisi Kemerdekaan. Foto adalah karya sastra yang dibuat sebagai ungkapan dari keinginan, keadaan, dan perasaan penulis yang dituangkan dalam bentuk bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, serta menggunakan kata-kata yang lebih indah dan imajinatif kata-kata kiasan.Membaca atau menulis puisi merupakan kegiatan yang menyenangkan, karena kita dapat mengungkapkan seluruh isi hati dalam bentuk tulisan yang menyusun sebuah puisi. Selain itu, puisi juga dapat menyemarakkan hari-hari penting, salah satunya Hari Kemerdekaan kamu yang ingin membangkitkan semangat kemerdekaan di Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, berikut kumpulan puisi kemerdekaan singkat dan bagus tema perjuangan yang dikutip dari buku Puisi Kemerdekaan Antologi Puisi yang ditulis oleh 17 Guru Indonesia 2019.Ilustrasi Puisi Kemerdekaan. Foto Kemerdekaan Singkat dan BagusDarah menggenang di tanah tak bertuanBergelimpangan di medan perangMengangkat panji kemenanganSeorang pejuang berteriak lantangGagah berani memegang senjata lawan penjajahTubuh kekar dihujani peluruPenuh lubang di sekujur tubuhDarah bercucuran mereka tetap tegak berdiriSekali lagi lantangkan merdeka atau matiDarah bertumpah membanjiri persadaTulang belulang berserakanSebuah pengorbanan yang harus dibayar mahalJiwa gugur tak terhitung jumlahnyaDarah segar merasuk di sela-sela tanah airDengan bangga jasadmu tersenyumTiada kata yang dapat terucapKaka membaca lembaran kitab-kitabKubaca dengan hati yang ikut terlelapDalam buaian sejarah pejuang penuh harapanBerikan segala jiwa raga merekaBersama-sama wujudkan asaHingga raga terpisah dengan nyawaMeski kini mereka telah tiadaKami kan mengenang dan memujaPerjuangan telah dapatkan merdekaAnugerah terindah dari Sang PenciptaItulah kumpulan puisi kemerdekaan singkat dan bagus tema perjuangan. Sekali merdeka tetap merdeka! CHL
Puisi"Bangsa Merdeka" diambil dari kumpulan puisi saya "Senja di Jakarta" yang terbit pada November 2017. Video pembacaan puisi dibuat pada 14 Agustus 2018 sebagai bagian dari kampanye spirit kemerdekaan oleh Yayasan Indonesia Bahagia (YIB). Lokasi: Atap Gedung Film, Jakarta. Videografer: Ira Diana BANGSA MERDEKA Kalau engkau bertanya kepadaku benarkah kita sudah merdeka akan

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Di masa itu...Di siang hari, kami turunkan bendera-bendera Pada kami yang menyusup demi kibar bendera merah putih!Kami datang tak sendiri, kawan-kawan kami bagai segerombolan yang menyala merah, mempesona berbaju putih demi kemerdekaan yang terenggut oleh kedurjanaan. Kemudian kami mengucapkan Merdeka! Atau mati! Dengan gigih kami berjuang melawanmu hai perenggut kemerdekaan, para pemecah belah persatuan!Selagi bisa, jiwa kami dikandung badan, berjuang tak henti!Dan kini...Oh, jiwa sunyi, mereka bagai tak melihat kami, yang telah berjuang untuk negeri, terhapus oleh gerus zaman bermuka modern. Kami tak pernah menuntut harga, atau ucap selamat, kami hanya ingin menyalakan kembali bara semangat, kepadamu, duhai generasiku. Andai segala yang indah sebagai anugerah dari tangan indahmu, keagungan yang megah, kami ingin nyala semangat perjuangan dulu tetap menyala, dalam sanubari. Perjuangan bukan mimpi, itu nyata, jadikanlah sejarah yang bisa mengendap, titipan bagi negeriku, Indonesia Atau mati! 1 2 Lihat Puisi Selengkapnya

Chairil Anwar menjadi salah satu penyair Tanah Air yang legendaris dengan puluhan puisi maha karyanya.. Banyak sekali puisi Chairil Anwar yang masih dibaca dan digunakan khalayak banyak untuk mengungkapkan perasaan. Salah satu puisi yang memiliki kisah sejarah adalah Karawang Bekasi. Puisi Karawang Bekasi diciptakan Chairil Anwar pada tahun 1948, pasca Kemerdekaan Republik Indonesia. Puisi Kemerdekaan Singkat dan BagusPuisi Kemerdekaan Singkat BangkitBambu RuncingPengorbananMerah PutihKita IndonesiaSemangatTelah MerdekaPerjuanganMerdekaSemua TergantikanPuisi Kemerdekaan PendekKemerdekaanSatu kata “Merdeka”Merdeka atau MatiBhineka Tunggal IkaSang KsatriaSang PejuangKemerdekaanSangkakala BerkibarAwal KemerdekaanPuisi Kemerdekaan Pendek Seruan LantangPuisi Kemerdekaan IndonesiaPuisi Kemerdekaan Indonesia Harga MatiIndonesia Di HatiSenjata BambuKemerdekaan IndonesiaIndonesiakuTerus BerjuangPertiwi Haus DarahAkhir BahagiaIndonesia MerdekaHari KemerdekaanPuisi Kemerdekaan 17 AgustusKemerdekaan 17 AgustusMerdekaKejayaan IndonesiaPuisi Kemerdekaan 17 Agustus Hari MerdekaUntukmu IndonesiaHari BahagiaKemerdekaanDirgahayu IndonesiaMerdeka SelamanyaKelahiran Bangsa BesarPuisi Pahlawan KemerdekaanPahlawankuPuisi Pahlawan Kemerdekaan PerjuanganMenikmati HasilPejuang KemerdekaanJasa PahlawanTerimakasih PahlawankuPengorbananJasa PahlawanPahlawan SejatiDemi IndonesiaPuisi tentang kemerdekaan – Bangsa yang besar merupakan bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Ada banyak cara untuk menghargai jasa para pahlawan yang sudah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, salah satunya menggunakan puisi. Ada banyak momen perjuangan kemerdekaan yang bisa dikenang melewati puisi, seperti pahlawan, kemerdekaan, tanggal 17 Agustus, dan ini adalah puisi kemerdekaan terlengkap yang penuh dengan rasa nasionalisme serta semangat juang untuk menghargai kemerdekaan yang sudah didapat oleh para Kemerdekaan Singkat dan BagusPuisi Kemerdekaan Singkat BangkitIndonesia! Negeri ini telah bangkit Bukan karena pejabat Bukan pula karena seorang ahli syahadatIndonesia! Telah merdeka Merdeka karena seorang rakyat Yang memiliki sejuta semangatBambu RuncingIndonesia penuh kekayaan Saat ini berusaha menggempar kekuatan Hanya bambu runcinglah peneman para pahlawan Dalam menghadapi piciknya lawanMerdeka! Begitulah jerit mereka yang menggema Menggema di udara Dan menandakan semangat juang yang tiada siaPengorbananPara pejuang Sungguhlah mulia pengorbananmu Rela lelah bahkan rela mati Hanya untuk satu nama Indonesia!Darah mengalir, peluh membasahi tubuh Kau tidak pedulikan itu semua Hanya demi satu kata Kemerdekaan!Merah PutihMerah Putih! Itulah lambang benderaku Indonesia Itulah hasil perjuangan bangsaku Itulah bukti dari kemerdekaan negerikuMerah Putih! Teruslah engkau berkibar Biar kami menghormatimu dibawah teriknya matahari Biar kami menjagamu, mahkota Indonesia!Kita IndonesiaHai engkau Indonesia! Perjuangan ini hanya untukmu Perjuangan ini untuk bangsamu Bangsa yang maju dan sejahteraTak peduli darah dan peluh Tak peduli lelah dan sakit Perjuangan ini akan terus membara Karena kita Indonesia!SemangatSemangat ini Semangat yang tumbuh dengan peluh Keringat mengalir membasahi tubuh Kini mengikis setiap inci takdirDentuman yang menghiasi telinga Darah yang menetes Semua telah dihiraukan Hanya demi melihat negeri ini tak hancurTelah MerdekaMerdeka! Indonesiaku kini telah merdeka Jantung berdebar tak menentu Semua perasaan menjadi satuTangis dan bahagia telah beradu Beradu dan saling menyatu Kini hanya sebuah kalimat yang mampu terucap Terimakasih para pejuangkuPerjuanganMemperjuangkanmu Kemerdekaan yang merupakan sebuah usaha Usaha mereka para pahlawan Pahlawan yang rela matiKini, detik ini Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya Kini semua perjuangannya tidaklah sia-sia Kata itu telah berhasil diraih Merdeka!MerdekaTak terhitung berapa yang telah gugur Tak terkira jumlah jiwa yang melayang Tak terbayang perih yang mereka terima Kini semua telah terlewatkanSemua perih dan luka telah berubah Berubah menjadi haru yang bahagia Semua itu berkat mereka Mereka yang telah berjuang Ya! Pahlawanku!Semua TergantikanDuka telah sirna Digantikan dengan senyum haru dan bahagia Jantung terus bergejolak Saat mendengar satu kata Merdeka!Sebuah kata yang telah sukses Sukses membayar berjuta nyawa di negeri ini Nusantara akhirnya bersukacita Memupuk rasa nasionalisme yang berkobar Merdeka!Puisi Kemerdekaan PendekKemerdekaanSemua yang telah kita terima Kemerdekaan yang sekarang telah kita rasakan Tidaklah didapatkan dengan mudah Ini semua bukanlah hadiah Melainkan kemerdekaan ini adalah saksi Saksi dari hasil perjuangan para pahlawan Semoga Indonesia bisa terus merdekaSatu kata “Merdeka”Saat ini bangsa ini telah merdeka Indonesia telah merdeka Telah lahir bangsa yang besar Semua terjadi karena perjuangan para pahlawan Semua tetes darah telah terbayar Tak peduli banyaknya jiwa yang terkorbankan Hanya demi satu kata Merdeka!Merdeka atau MatiIni bukan lagi tentang keringat Ini bukan lagi tentang keringat Ini semua tentang merdeka atau mati Demi negeri ini! Kau rela melangkah paling depan Kau rela menaruhkan nyawamu Hanya demi negeri ini, Indonesia!Bhineka Tunggal IkaSang merah putih berkibar Melambai dengan gagah Merahnya yang melambangkan darah Putih yang melambangkan tulang Perbedaan yang terikat indah Bhineka Tunggal IkaSang KsatriaWahai sang ksatria Ini bukanlah tentang Agustus Tak jua tentang November Ini adalah tentang kobar semangatmu yang membara Hening doa kami panjatkan Hanya untukmu pahlawankuSang PejuangMerah putih yang melambangkan keberanian Berani mengorbankan nyawa Berani berlumuran darah demi ibu pertiwi Kau memang tak lagi berpijak di bumi Namun pengorbananmu Tetap lekat di setiap hati kamiKemerdekaanKau diperjuangkan oleh para pahlawan Kau jugalah tujuan mereka melawan Kau cita-cita mereka berjuang Demi dirimu Raga dan waktu mereka berikan Kau tujuan mereka untuk bangkit Namamu akan terus terukir di hatiSangkakala BerkibarSangkakala telah berkibar Menjulang tinggi menyentuh batas cakrawala Sangkakala telah berkibar Menjulang tinggi penuh dengan rasa bangga Kini setiap darah yang bercucuran Telah berganti menjadi hari kebahagiaanAwal KemerdekaanBendera telah dikibarkan Lagu kebangsaan telah dikumandangkan Semua sedang memberi hormat Menuju awal kemerdekaan Doa pun ikut diucapkan Semoga direstui oleh TuhanPuisi Kemerdekaan Pendek Seruan LantangPejuang itu berteriak dengan lantangnya Tubuh yang gagah dan jiwa yang berani Melawan setiap musuh yang hina dan nista Hanya dua kata yang saat ini dipertanyakan Merdeka atau Mati! Tak ada hal lain selain itu Merdeka atau Mati!Puisi Kemerdekaan Indonesia Harga MatiKobarkanlah semangat yang ada pada diri Ketat kan persatuan setiap bangsa Jangan biarkan musuh menyerang tiada henti Lumpuhkan lawan dan taruhkan hidupMari bersaing dengan mereka Pegang teguh keutuhan bangsa Luluh lantahkan setiap manusia Yang ingin mengusik keutuhan NKRIIndonesia harga mati! Tidak dapat dibeli, hanya perlu dihargai Mari bangun peradaban Sekali lagi, koarkan semangat!Indonesia Di HatiDihati ini hanya ada Indonesiaku Indonesia tercinta Banyak kata untukmu Terjujur dari jiwa yang terdalamSatukan lah setiap perbedaan bangsa Jangan sampai semua musnah dan hilang Menjadikan perpecahan di negeri tersayang ini Hanya karena sebuah adu dombaIngatlah apa yang membuat kita hingga saat ini Jatuh bangun para pahlawan Yang berjuang demi kita Demi Indonesia kita tercintaSenjata BambuBambu runcing ini Senjata para pahlawan Mampu mengoyak musuh tiada ampun Siap siaga memusnahkan lawanBambu runcing ini Menjadi saksi setiap perjuangan mereka Menjadi saksi bisu cucuran darah yang terjatuh Menjadi alat dalam mengusir iblis pengacauTanpa takut dan gentar Dengan gagah berani Para pahlawan menyatu Menyatu melawan musuh hanya dengan bambu ini Senjata runcing iniKemerdekaan IndonesiaTak terkatakan oleh bibirku Derai air mataku mengalir Tangis haru pecah Saat mengetahui Indonesia telah merdekaKemerdekaan Indonesia Dibawa oleh para pahlawan Bendera kebangsaanku Dikibarkan oleh pahlawanTanah dimana ku berpijak Itu adalah tanah kebanggaanku Lagu yang dikumandangkan saat itu Adalah lagu kebangsaankuIndonesiakuIndonesiaku Tanah air yang ku banggakan Dibalik bendera merah putih itu Ada banyak tetesan darah yang tumpahIndonesiaku Negeri yang kucintai Dibalik lagu kebangsaan itu Ada perjuangan dan derai air mataIndonesiaku Kau sangat berharga Kau adalah hal yang patut dijaga Semua terukir hanya untuk namamuTerus BerjuangIndonesia telah luluh lantak Musuh telah menghancurkan semuanya Lawan yang hina telah meruntuhkan tanah Semuanya hampir musnahTapi Indonesia tak akan menyerah! Dengan sigap menyusun strategi untuk meraih kemerdekaan Tanpa aba-aba mereka menghumuskan bambu itu Bambu runcing berlayar menembus jantung sang lawanSemua telah kembali Melenyapkan yang asing Memusnahkan yang mengganggu Indonesia berhasil! Merdeka! Merdeka! Merdeka!Pertiwi Haus DarahMerdeka! Seruan dari pejuang pertiwi terdengar Tulang telah bersatu dengan tanah Penanda tak ada rekonsiliasi yang hadir Logam berkarat adalah saksi bisu atas kemenanganMerdeka! Tak urung langit telah menggelap Nila menelan cahaya Tapi semangat tak akan padamSampai purnama memerah Sekali maju akan tetap maju Ribuan tubuh telah terbaring Sekali berjuang, habis sudah darah iniAkhir BahagiaHari demi hari, tahun demi tahun telah berlalu Sudah tiga setengah abad Indonesia diperbudak Selama tiga setengah abad Indonesia terus menegakkan bambu runcingnyaNamun semua terbayarkan Semua berakhir dengan bahagia Indonesia telah merayakan kemerdekaannya Indonesia merayakan kebebasannya dari penjajahTak peduli banyak darah yang tumpah Tak acuh berapa banyak korban yang direnggut Masa depan yang terpenting Indonesia haruslah merdeka!Indonesia MerdekaMerdeka Sebuah kata penuh makna Bergema di seluruh Indonesia Terucap oleh seluruh bangsa IndonesiaMerdeka Terlantun indah lagu kebangsaan Indonesia Raya Berkobar sudah sang saka merah putih Bertahta dalam pejuang IndonesiaIndonesia Berjaya dengan Bhineka Tunggal Ika Memberi kejayaan bagi Nusantara Menuntun masa depan ceria Karena Indonesia, negeri tercinta!Hari KemerdekaanSang merah putih berkibar lantang Pagi hari nan cerah hormat terlaksana Barisan rapih telah siap menghadap Menghadap sang saka merah putihSenandung lagu dinyanyikan Suka dan cita terpancar Hati gembira dan bergemuruh Menyambut hari kemerdekaanPuisi Kemerdekaan 17 AgustusKemerdekaan 17 Agustus17 Agustus 1945 Hari dimana Indonesia dinyatakan merdeka Hari dimana para pahlawan telah berjuang Berjuang sampai titik darah penghabisan17 Agustus 1945 Saat itu proklamasi dikumandangkan Haru kebahagiaan tersampaikan Indonesia sepenuhnya telah merdeka!MerdekaMerdeka harga mati! Itulah seruan para pahlawan Seruan tepat pada 17 Agustus Banyak kenangan jasa yang tak terlupakanSaat ini Jasa para pahlawan yang gugur Telah tertulis di buku sejarah Tanda terjadinya peristiwa yang sangat bersejarahKejayaan IndonesiaBebas Tak terkekang Bangkit Geliat roda hidup bangsaGelorakan jiwa Sucikan nurani Tebalkan tekad Untuk negeri tercintaTerarah Terukur Lagu pembangunan Demi kejayaan IndonesiaPuisi Kemerdekaan 17 Agustus Hari MerdekaKemerdekaan! 17 Agustus hari dimana Indonesia bersukacita Hari yang telah dinantikan para bangsa Indonesia Sebuah tanda keberhasilan para pahlawanKemerdekaan! Satu kata yang sungguh berarti Satu kata yang mampu membayar Membayar semua semangat juang para pahlawanUntukmu IndonesiaUntukmu Indonesiaku Tanah air yang ku banggakan Biar hari ini menjadi saksi Saksi bahwa semua pengorbanan telah lunasUntukmu Indonesiaku Setelah hari ini berlalu Kami berjanji Kami akan tetap berjuangBerjuang Bukan lagi untuk meraih kemerdekaan Melainkan untuk mempertahankan kemerdekaan ini Indonesiaku Hati kami hanya untukmuHari Bahagia17 Agustus 1945 Hari dimana setiap insan bersukacita Proklamasi pertama kali dikumandangkan Oleh Ir. Soekarno dengan gagahnya17 Agustus 1945 Hari dimana semua orang hormat Hormat kepada sang saka merah putih Mengucap terimakasih kepada sang pejuang Pahlawan IndonesiaKemerdekaanKemerdekaan merupakan sebuah usaha Usaha sang pahlawan tanpa lelah Lelah yang membawa kemerdekaan Pahlawan yang setia berjuang hingga akhirBerjuta peluh untuk kemerdekaan Nyawa dikorbankan Semuanya hanya demi satu nama IndonesiaDirgahayu IndonesiaMerdeka! Bukan kata sifat Bukan omong kosong Tetapi sebuah pilihanPilihan dalam melanjutkan keutuhan negeri Atau melanjutkan penderitaan negeri Tidak melulu soal memperjuangkan Tapi sekarang adalah soal mempertahankan Dirgahayu Indonesiaku!Merdeka SelamanyaTiada lagi gencatan Tiada lagi amarah Tiada lagi penindasan Tiada lagi perbudakanItulah yang diinginkan setelah merdeka Merdeka bukanlah akhir Merdeka adalah awal negeri ini Merdeka sekarang Merdeka selamanya!Kelahiran Bangsa BesarRibuan darah telah tertumpah Ribuan tulang telah tersebar Itulah harga yang harus dibayar Demi mencapai kemerdekaan iniIndonesia sekarang telah merdeka Bangsa besar telah lahir Itu semua wujud semangat para pejuang Semua menghasilkan buah dengan darah dan air mata Untuk satu kata Merdeka!Puisi Pahlawan KemerdekaanPahlawankuPahlawan Hasil jerih payahmu selalu ku hargai Jasamu takkan pernah kulupakan Karena engkau adalah yang terbaikPahlawan Susah payahmu adalah kehebatanmu Tidak pernah sekalipun keluhan keluar dari bibirmu Semangatmu selalu membara Hanya demi Indonesia!Puisi Pahlawan Kemerdekaan PerjuanganPahlawan Kaulah pelindung kami Kau telah berjuang untuk bangsa dan negara ini Engkau mengorbankan segala hal demi negeri iniJika bukan karena dirimu Jika bukan karena semangat juangmu Maka negara ini bukan lah seperti sekarang Yang telah bangkit dan merdekaMenikmati HasilDetik demi detik Hari demi hari Pergantian tahun dan musim Semuanya akan terus berjalanItu bukan sekedar dilihat dari mata Dibalik hasil ini Ada peran yang luar biasa Peran dari para pahlawan yang sangat berjasa Berjasa dalam memperjuangkan negeri iniPejuang KemerdekaanIndonesia merah dan putih Itualah bendera negeri Bhineka Tunggal Ika Itulah lambang kesatuanTumpah ruah darah pejuang Untuk membangun suatu kemerdekaan Yang sekarang telah dinikmati Dinikmati oleh seluruh warga negara iniJasa PahlawanPahlawanku Bagaimana aku bisa membalas jasamu Jasa yang telah kau lakukan Demi bangsa dan negeri iniEngkau rela mengorbankan nyawamu Demi suatu usaha yang sangat berarti Pahlawanku Engkau adalah pengharum negeri iniTerimakasih PahlawankuPahlawan Kau memiliki hal yang tak kumiliki Kau gunakan itu untuk hidupmu Kau gunakan itu untuk hidup kami Semua kau korbankan untuk kamiKehidupanmu tak lagi kau pedulikan Pikiranmu dan tenagamu Semuanya benar-benar hanya untuk negeri ini Terimakasih pahlawanku!PengorbananDemi negeri ini Kau korbankan jiwa Demi negeri ini Kau taruhkan semua nyawaMaut menghadangmu Kau tak peduli Di medan peperangan Kau pun beranggapan Itu semua hanya untuk kebahagiaan kamiJasa PahlawanPahlawan Kau relakan hartamu demi negara Kau ikhlaskan waktumu demi bangsa Kau rela meninggalkan seluruh keluargamuPahlawan Jasamu tak akan terlupakan Kau akan ku kenang selamanya Terimakasih pahlawan Kau telah memperjuangkan bangsa ini untuk merdekaPahlawan SejatiTanah airmu mengering Tak lagi dibasahi darah perjuangan Dahulu meresap ke dalam tanah Kini gersang tak berkehidupanKau saksikan negerimu kini Berbicara keluh kesah bermakna Menanti perjuanganmu kembali Wahai pahlawanku yang sejatiDemi IndonesiaAku meniti jalan Penuh duri yang tajam Menyusun gurun Yang kering nan gersangDimana aku menemukan Sosok seperti dirimu Untuk kemerdekaan Untuk bangsa IndonesiaBaca jugaPuisi SahabatPuisi tentang guruPuisi anakItu dia kumpulan contoh puisi kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus, dan pahlawan terlengkap yang bisa dijadikan referensi tugas Bahasa Indonesia kamu. Terima kasih telah membaca di Sudut Pintar. .
  • ucy6mf998h.pages.dev/473
  • ucy6mf998h.pages.dev/453
  • ucy6mf998h.pages.dev/651
  • ucy6mf998h.pages.dev/483
  • ucy6mf998h.pages.dev/151
  • ucy6mf998h.pages.dev/144
  • ucy6mf998h.pages.dev/989
  • ucy6mf998h.pages.dev/270
  • ucy6mf998h.pages.dev/115
  • ucy6mf998h.pages.dev/724
  • ucy6mf998h.pages.dev/958
  • ucy6mf998h.pages.dev/46
  • ucy6mf998h.pages.dev/88
  • ucy6mf998h.pages.dev/564
  • ucy6mf998h.pages.dev/280
  • puisi merdeka atau mati