Alat musik Minangkabau bisa dikatakan sudah populer dan dikenal oleh banyak orang dimana alat musik ini berada di wilayah provinsi Sumatera Barat. Sumatera Barat adalah satu dari sekian provinsi di Indonesia yang berada di pulau Sumatera. Sumatera Barat atau yang dikenal juga sebagai Sumbar ini merupakan provinsi yang dihuni oleh berbagai suku yaitu Minangkabau, Mentawai, Kubu, dan suku lainnya. Sumatera Barat memiliki berbagai macam lagu, alat musik, dan tarian tradisional khas, salah satunya yang berasal dari suku daerah di Indonesia tidak dapat lepas dari peralatan umumnya alat-alat musik akan digunakan sebagai pengiring upacara adat, namun sering pula digunakan dalam kegiatan lainnya. Beberapa perangkat musik khas Minangkabau yang paling menarik telah kami rangkum sebagai Musik Minangkabau Beserta Fungsi dan Cara Menggunakan1. Rabab2. Saluang3. Sarunai4. Talempong5. Pupuik Batang Padi6. Pupuik Tanduak7. Bansi8. Tambua Tasa9. Aguang10. Sampelong11. Gandang12. Saluang Pauh13. Talang Anau14. Biola Minang15. IndangAlat Musik Minangkabau Beserta Fungsi dan Cara Menggunakan1. RababRebab Minang atau Rabab ini adalah alat musik gesek khas pesisir barat pulau sumatera. Menurut sejarahnya kemunculan rabab diawalai oleh pedagang dari Aceh yang berdakwah dengan iringan alat musik ini. Pada awalnya rabab dibuat dari bahan tempurung kelapa, namun seiring perkembangannya bentuknya berubah menjadi seperti biola dari eropa. Rabab juga memiliki bentuk kesenian sendiri dengan nama yang sama, dimana terdapat dua aliran Rabab yang paling terkenal yaitu, Rabab Pariaman dan Rabab SaluangJika dilihat dari bentuknya dapat kita ketahui bahwa alat musik Saluang ini dimainkan dengan cara ditiup. Saluang terbuat dari bahan bambu tipis atau disebut oleh penduduk sekitar dengan nama talang. Permainan alat musik saluang ini membutuhkan cara khusus dimana penarikan nafas dilakukan sembari meniupnya, tehnik ini dikenal dengan nama manyisiahkan angok menyisihkan napas.3. SarunaiApabila diluar negeri terdapat alat musik bernama klarinet, maka Sarunai adalah klarinet khas yang terbuat. Sarunai dalam sejarahnya bersal dari negeri India dengan nama asli Shehnai. Sarunai seringkali digunakan untuk mengiringi pertunjukan silat masyarakat Minang dan juga dalam proses TalempongTalempong adalah alat musik perkusi khas Minang yang memiliki kemiripan dalam bentuk fisik dan cara permainan dengan gamelan dari daerah Jawa. Seperti gamelan, Talempong atau juga sering disebut dengan istilah Cak Lempong dimainkan dengan cara dipukul. Perangkat ini dimainkan dalam pertunjukan tarian-tarian yang diantaranya adalah tari piring, tari pasambahan, tari gelombang, dan tarian Pupuik Batang PadiAlat musik tiup ini dapat dibilang sangat unik karena terbuat dari bahan batang padi. Batang padi yang sudah tua akan digunakan sebagai penghasil suara, kemudian dibagian ujungnya dililitkan dengan daun kelapa sebagai pengeras suaranya. Suara yang dihasilkan oleh alat musik ini akan terdengar melengking. Karena dibuat dari bahan batang padi yang sudah tua, pupuik ini biasanya dimainkan saat proses ritual panen Pupuik TanduakPupuik Tanduak adalah jenis pupuik lain khas minang yang berbahan dasar tanduk hewan. Tanduk yang biasanya digunakan adalah tanduk kerbau. Berbeda dengan pupuik batang padi yang digunakan dalam ritual, pupuik ini biasa digunakan sebagai penanda waktu sholat dan media oleh pemuka adat dalam membuat sebuah BansiSeruling khas minang alias Bansi ini adalah alat musik tiup lain yang terbuat dari talang. Bansi memiliki variasi panjang antara 33,5 hingga 36 cm, dengan diameter 2,5 hingga 3 cm. Pada bagian batang tubuh bansi terdapat 7 buah lubang yang digunakan sebagai sumber nada-nadanya. Bansi digunakan dalam acara-acara budaya dan acara adat Tambua TasaTambua tasa adalah alat musik pukul sejenis yang terdiri dari dua buah buah alat Gandang Tambua dan Gandang Tasa. Gandang Tambua berbentuk seperti drum tenor, cara membawa dan cara memainkannya pun seperti drum tenor yaitu dipukul sembari digendong. Berbeda dengan Gandang Tambua, Gandang Tasa berbentuk seperti drum satu sisi. Kedua Gandang tersebut dimainkan menggunakan pemukul AguangJika dilihat dari gambar yang ada sudah dapat dipastikan bahwa alat musik aguang ini dimainkan dengan cara dipukul. Aguang adalah istilah yang digunakan untuk menyebut Gong Minang. Cara memainkan aguang ini seperti halnya gong di daerah Jawa yaitu dengan teknik ketukan pertama, ketiga, ataupun ketukan SampelongAlat musik tiup yang satu ini tidak memiliki tangga nada yang sama dengan alat musik aerofon yang lain, karena Sampelong memiliki nada lagu Budha. Walaupun nada yang muncul yaitu nada minor, namun memiliki kesan seperti musik asal negeri China. Sampelong juga dikenal dengan nama Saluang GandangGandang adalah istilah dari minang untuk menyebut gendang. Seperti pada umumnya gendang, cara memainkan gandang ini juga dilakukan dengan memukul bagian berbahan Saluang PauhSaluang pauh memiliki fungsi khusus untuk mengiringi prosesi acara yang menggembirakan seperti tahun baru, batagak penghulu, alek pemuda, dan lainnya. Saluang pauh memiliki tiga bagian dalam proses pertunjukannya yaitu, Singgalang pembuka, Gurindam isi, dan Talang AnauTalang Anau adalah alat musik sejenis Talempong berukuran besar. Ukuran besarnya tidak lain dikarenakan oleh bahan pembuatnya yang merupakan batu berukuran besar. Walaupun berukuran besar namun suara yang dihasilkan oleh Talang Anau ini hampir menyerupai Talempong pada Biola MinangBiola Minang secara garis besar memiliki bentuk yang sama dengan biola pada umumnya. Cara memainkannya pun digesek, namun tidak diletakan pada pundak. Hal lain yang membedakan biola minang dari biola pada umumnya adalah nada yang dimainkan disesuaikan dengan tradisi khas IndangIndang merupakan alat kesenian khas minang yang bentuknya sama seperti rebana. Ukuran diameter Indang berkisar antara 18 hingga 25 cm dengan tinggi 4,5 cm. Cara memainkan alat musik ini dilakukan dengan cara ditepuk seperti rebana pada umumnya. Indang sering disebut juga dengan nama Ripai yang dimungkinkan berasal dari Rapai rebana Aceh.Demikian tadi daftar alat musik khas dari daerah Minangkabau yang dapat kami rangkum. Menurutmu dari daftar diatas manakah alat musik yang paling menarik?Wow! Sumatera Barat Punya 15 Alat Musik Minangkabau yang Mendunia
benarsalah, tes isian, tes menjodohkan, dan tes pilihan ganda. Tes yang sering digunakan untuk mengukur aspek kognitif siswa yaitu tes pilihan ganda, karena tes pilihan ganda ini dapat mencakup banyak konsep (Basuki dan Hariyanto, 2014: 39-45), namun tes pilihan ganda ini mempunyai keterbatasan dalam
Inventaris kekayaan budaya di Indonesia ternyata tidak hanya dalam sektor benda saja, namun juga dalam bentuk budaya. Bahkan sektor budaya kini menjadi salah satu sorotan dan perhatian karena memiliki peran dalam pengembangan manusia. Salah satu yang ikut berkembang dan banyak diminati adalah tarian. Di antara tarian yang banyak mendapat sorotan dari masyarakat adalah tari Indang. Tarian yang dikenal dengan Tari Dindin Badindin ini merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. Indang sendiri berarti gendang kecil, tarian ini mirip dengan Tari Saman yang berasal dari Aceh namun memiliki gerakan yang lebih santai. Sejarah Kemunculan Tari Indang Sebagaimana yang ditulis di Buku Menapak Indang Sebagai Budaya Surau karya Erlinda, bahwa dalam masyarakat Pariaman tari ini sering sekali di pertunjukan saat upacara Tabuik. Tabuik sendiri adalah perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain, cucu Muhammad, yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau di daerah pantai Sumatra Barat, khususnya di Kota Pariaman. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, kini tari Indang juga mendapat panggung di berbagai tempat. Pementasan pun sering digelar seperti di acara penyambutan tamu agung, pengangkatan penghulu desa atau acara festival budaya. Tari indang ini di populerkan oleh Syekh Buharuddin pada abad ke-13 dalam rangka menyiarkan agama Islam di Sumatera Barat melalui jalur perdagangan antara pedagang arab dan pesisir Tanah Minang. Proses itu juga yang menyebabkan akulturasi budaya Minang dengan Islam. Tari ini juga mempresentasikan bahwa masyarakat Pariaman yang bersahaja, saling menghormati dan patuh kepada Perintah tuhan. Khazanah Gerak Tari Indang Tari Indang ternyata tidak hanya sekedar lenggak-lenggok penampilan di atas panggung saja. Bahkan tarian ini memiliki fungsi sebagai pengisi kebutuhan rohani. Itu karena terdapat nilai kejiwaan yang terkandung di dalamnya, mampu merangsang spiritual masyarakat terutama dalam hal agama dan adat istiadat. Sebagai bentuk pementasan, tari Indang tidak sekedar menampilkan konteks kebudayaan dan sosial masyarakat setempat, tapi juga membawa nilai keagamaan. Tarian ini bermula dari surau masjid dan diperagakan anak laki-laki berusia 7-15 tahun. Ada makna dalam setiap gerakan yang ditawarkan dari tari Indang. Makna tersebut terbagi dalam tiap babak, antara lain Pasambahan adalah gerakan yang bertujuan untuk mengingat dan menghormati orang yang berjasa dalam penyebaran agama Islam. Gerak inti yang menggambarkan tujuan dan kegembiraan masyarakat. Gerak penutup atau gerakan yang mengajarkan tentang permohonan maaf. Selain gerakan yang terbagi atas babak, tari Indang juga memiliki pola khusus saat bergerak di atas yang dilansir dari tari Indang disajikan dengan pola lantai yang horizontal atau berjajar. Polanya juga membujur dari sisi kanan ke kiri. Dalam satu penampilan, umumnya para penari membentuk satu banjar lurus atau memasukkan pola lain seperti bentuk V, melingkar, zig zag, dan saling berpasangan. Konon gerakan dalam tarian indang pun melambangkan ajaran-ajaran agama Islam. Contohnya, dua kelompok yang menari lalu menggerakkan tangan, kemudian menjentikkan jarinya diisyaratkan sebagai pujian kepada Allah SWT. Ciri Khusus Tari Indang Dari segi busana para penampilnya akan mengenakan pakaian Adat Minang atau bisa juga memakai pakaian Adat Melayu. Biasanya terdiri dari hiasan kepala, baju yang sedikit longgar, celana longgar hitam dan di balut dengan sarung khas minang. Adapun properti penampilan yang dibawa adalah gendang Kecil Rebana. Namun, kini properti ini sudah jarang digunakan dan diganti dengan tepukan tangan ke badan ataupun ke lantai. Di akhir ada alat musik yang digunakan seperti gendang Rapa'i atau rebana indang yang berfungsi sebagai pengatur tempo dan memeriahkan suasana penampilan. Penari juga diiringi oleh lagu khas Minang yang berjudul Dindin Badindin. Demikianlah serba-serbi mengenai tari Indang yang kaya akan makna dan filosofi. Tari Indang ini bukan hanya gerak badan dan tradisi namun juga wujud sembah seorang hamba kepada sang pencipta melalui seni.
. ucy6mf998h.pages.dev/337ucy6mf998h.pages.dev/692ucy6mf998h.pages.dev/158ucy6mf998h.pages.dev/183ucy6mf998h.pages.dev/444ucy6mf998h.pages.dev/392ucy6mf998h.pages.dev/222ucy6mf998h.pages.dev/551ucy6mf998h.pages.dev/79ucy6mf998h.pages.dev/593ucy6mf998h.pages.dev/246ucy6mf998h.pages.dev/932ucy6mf998h.pages.dev/307ucy6mf998h.pages.dev/309ucy6mf998h.pages.dev/612
gandang indang sering digunakan untuk