Jakarta Kumpulan kata bijak bahasa Jawa kuno selalu berhasil menarik perhatian saking uniknya. Banyak istilah Jawa yang terdengar kasar, tetapi arti dan maknanya sangat dalam. Kata bijak bahasa Jawa kuno inipun cocok dijadikan sindiran sekaligus petuah yang akan sulit dilupakan. 60 Kata-Kata Bijak Islami Singkat, Maknanya Dalam dan Menyejukkan Hati 30 Kata Bijak Ulang Tahun untuk Diri Sendiri yang Cocok Jadi Penyemangat 60 Kata Mutiara Kehidupan yang Bijak sebagai Motivasi dan Inspirasi Kata bijak bahasa Jawa kuno tentang kehidupan banyak mengungkap masalah-masalah sederhana yang sering diremehkan. Ungkapan kata bijak bahasa Jawa kuno tentang kehidupan ini tak terdengar menakutkan karena disampaikan dengan bumbu humor, bakal berhasil bikin ngakak pembaca sekaligus pendengarnya. Tak cuma soal kehidupan, kata bijak bahasa Jawa kuno juga banyak membahas masalah asmara. Ajaibnya, kata bijak bahasa Jawa kuno inipun baik untuk pedomamu menjalin hubungan cinta dengan si dia tanpa banyak drama. Berikut ulas kata bijak bahasa Jawa kuno dan artinya dari berbagai sumber, Senin 10/5/2021.Kata Bijak Bahasa Jawa Kuno dan Artinya Tentang KehidupanIlustrasi ponsel cottonbro dari Pexels1. "Sabar iku lire momot kuat nandhang sakening coba lan pandhadharaning urip." Sabar itu merupakan sebuah kemampuan untuk menahan segala macam godaan dalam hidup 2. "Urip iku koyo kopi, yen ndak iso nikmati rasane panggah pait." Hidup itu bagaikan secangkir kopi, jika kalian tidak bisa menikmatinya yang dirasa hanyalah pait 3. "Aja milik barang kang melok." Jangan tergiur barang yang berkilau 4. "Manungsa mung ngunduh wohing pakarti." Kehidupan manusia baik dan buruk adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri 5. "Cekelana impenanmu, amarga yen impen mati, urip iku kaya manuk sing swiwine rusak, mula ora bisa mabur." Berpegang teguh pada mimpi, karena jika mimpi mati, hidup adalah burung bersayap yang rusak, itu tidak bisa terbang 6. "Urip iku terus mlaku, bebarengan karo wektu, sing bisa gawa lakumu, supaya apik nasibmu." Hidup itu terus berjalan, bersamaan dengan waktu, yang bisa membawa tingkah lakumu, biar nasibmu baik 7. "Aja dadi uwong sing rumangsa bisa lan rumangsa pinter. Nanging dadiya uwong sing bisa lan pinter rumangsa." Jangan jadi orang yang merasa bisa dan merasa pintar, tetapi jadilah orang yang bisa dan pintar merasa 8."Nek wes onok sukurono, nek durung teko entenono, nek wes lungo lalekno, nek ilang iklasno." Kalau sudah punya itu disyukuri, kalau belum datang ya dinanti, kalau sudah ditinggal pergi lupakan, kalau hilang ikhlaskan 9. "Sak apik-apike wong yen awehi pitulung kanthi cara dedemita." Sebaik-baiknya orang adalah yang memberi pertolongan secara sembunyi-sembunyi 10. “Aja mbedakake marang sapadha-padha." Hargai perbedaan, jangan membeda-bedakan sesama manusia 11. "Sabar iku ingaran mustikaning laku." Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratkan sebuah hal yang sangat indah dalam sebuah kehidupan 12. "Wong sabar rejekine jembar, ngalah urip luwih berkah." Orang sabar rezekinya luas, mengalah hidup lebih berkah 13. "Sepi ing pamrih, rame ing gawe, banter tan mblancangi, dhuwur tan nungkuli." Bekerja keras dan bersemangat tanpa pamrih, cepat tanpa harus mendahului, tinggi tanpa harus melebihi 14. "Ngeluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bhanda." Berjuang tanpa membawa massa, menang tanpa merendahkan, berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kaya tanpa didasari harta 15. "Nek wes niat kerjo iku ojo golek perkoro, nek wes diniati golek rejeki iku ora usah golek rai." Kalau sudah niat bekerja itu jangan cari perkara, kalau sudah diniati cari rezeki itu tidak usah cari mukaIlustrasi ponsel Lisa Fotios dari Pexels16. "Obat pahit ae marakke mari, mosok koe sing manis marakke loro." Obat yang pahit saja bisa bikin sembuh, masak kamu yang manis bikin sakit. 17. "Berakit-rakit kehulu berenang-renang ke tepian, mantan wes neng penghulu aku iseh kesepian." Berakit-rakit kehulu berenang-renang ke tepian, mantan sudah di penghulu aku masih kesepian. 18. "Tresno iku kadang koyo criping telo. Iso ajur nek ora ngati-ati le nggowo." Cinta terkadang seperti keripik singkong, bisa hancur jika tidak hati-hati dibawa. 19. "Aku tanpamu bagaikan sego kucing ilang karete. Ambyar." Aku tanpamu bagai nasi kucing hilang karetnya, hancur. 20. "Wes kadung ngomong sayang jebule wes nduwe gandengan, wes kadung tak sawang malah ninggal kenangan." Sudah terlanjur menyatakan sayang, ternyata sudah punya gandengan, sudah terlanjur dipandang malah meninnggalkan kenangan. 21. "Cintaku nang awakmu iku koyok kamera, fokus nang awakmu tok liyane ngeblur." Cintaku padamu seperti kamera, fokus di kamu saja, yang lain blur. 22. "Uwong duwe pacar iku kudu sabar ambek pasangane. Opo maneh seng gak duwe. Orang yang punya pacar itu haruslah sabar dengan pasangan yang dimiikinya. Apa lagi yang nggak punya. 23. "Ben akhire ora kecewa, dewe kudu ngerti kapan wektune berharap lan kapan wektune kudu mandeg." Agar akhirnya tidak kecewa, kita harus mengerti kapan waktunya berharap dan kapan waktunya harus berhenti. 24. "Arek lanang kuoso milih, arek wedok kuoso nolak." Anak laki laki bebas memilih, anak perempuan bebas menolak. 25. "Akeh cara dienggo bahagia, salah sijine ngeculke uwong sing nyia-nyiake kowe." Banyak cara untuk bahagia, salah satunya melepaskan orang yang menyia-nyiakan kamu. 26. " Tresna kanggo manungsa mung amerga katresnane marang Gusti Allah sing Nyiptaaken manungsa" Cinta kepada seorang manusia hanya dikarenan kecintaan kepada Allah Tuhan Semesta Alam yang telah menciptakan manusia. 27. “Nek koe tenanan tresno, Ojo koe nggawe eluh banyu motone, Ojo nyakiti atine, Ojo nggawe atine loro” Jika kamu benar-benar cinta padanya, Jangan hiasi matanya dengan air mata, telinganya dengan dusta, hatinya dengan luka 28. “Mbangun kromo ingkang satuhu, boten cekap bilih ngagem sepisan roso katresnan. Hananging butuh pirang pirang katresnan lumeber ning pasangan uripmu siji kui,” Pernikahan yang sukses tidak membutuhkan sekali jatuh cinta, tetapi berkali kali jatuh cinta pada orang yang sama. 29. "Akeh manungsa ngrasakake tresna, tapi lali lan ora kenal opo iku hakikate tresno." Banyak orang merakan cinta, tapi lupa dan tidak kenal apa itu hakikat cinta. 30. "Aku ra njaluk luweh, aku nggur njalok ojo lungo nek ati." Aku nggak minta banyak, aku hanya minta jangan pergi dari hati.Kata Bijak Bahasa Jawa Kuno dan Artinya Tentang KehidupanIlustrasi ponsel. Sumber foto “Ana dina, ana upa.” Tiap perjuangan selalu ada hasil yang nyata. 32. “Adhang-adhang tetese embun” Berharap sesuatu dengan hasil apa adanya. Seperti berharap pada tetes embun. 33. “Gliyak-gliyak tumindak, sareh pakoleh” Upaya yang dilakukan perlahan, tapi akhirnya tujuannya akan tercapai. 34. “Kena iwake aja nganti buthek banyune” Berusahalah mencapai tujuan tanpa menimbulkan kerusakan 35. “Sepi ing pamrih, rame ing gawe” Melakukan pekerjaan tanpa pamrih. 36. “Sluman slumun slamet” Biarpun kurang hati-hati tapi masih diberi keselamatan. 37. “Ngundhuh wohing pakerti.” Apa pun yang kita lakukan akan membuahkan hasil yang sepadan. 38. “Mikul dhuwur mendhem jero” Seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua. 39. “Sabar sareh mesthi bakal pikoleh” Pekerjaan apapun jangan dilakukan dengan tergesa-gesa agar berhasil. 40. “Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah” Hidup rukun pasti akan hidup sentosa, sebaliknya jika selalu bertikai pasti akan bercerai. 41. “Dhemit ora ndulit, setan ora doyan” Berupa doa dan harapan agar selalu diberi keselamatan, tidak ada suatu halangan dan rintangan. 42. “Tuna sathak bathi sanak” Merugi harta tapi mendapatkan sahabat. 43. “Nabok nyilih tangan.” Menggambarkan orang yang tidak berani menghadapi musuhnya dan meminta bantuan orang lain diam-diam. 44. “Becik ketitik, ala ketara.” Perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya juga akan diketahui juga. 45. “Adigang, adigung, adiguna” Mengandalkan kekuatan, kekuasaan dan kepintarannya.Kata Bijak Bahasa Jawa Kuno dan Artinya Tentang KehidupanIlustrasi Ponsel. Credit "Gusti iku cedhak tanpa senggolan, adoh tanpa wangenan." Tuhan itu dekat meski tubuh kita tidak dapat menyentuhnya, jauh tiada batasan 47. "Mohon, mangesthi, mangastuti, marem." Selalu meminta petunjuk Tuhan untuk meyelaraskan antara ucapan dan perbuatan agar dapat berguna bagi sesama 48. "Ala lan becik iku gegandhengan, Kabeh kuwi saka kersaning Pangeran." Kebaikan dan kejahatan ada bersama-sama, itu semua adalah kehendak Tuhan 49. "Golek sampurnaning urip lahir batin lan golek kusumpurnaning pati." Kita bertanggung jawab untuk mencari kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat 50. "Urip kang utama, mateni kang sempurna." Selama hidup kita melakukan perbuatan baik maka kita akan menemukan kebahagiaan di kehidupan selanjutnya 51. "Tresna kanggo manungsa mung amerga katresnane marang Gusti Allah sing Nyipta'aken manungsa!" Cinta kepada seorang manusia hanya dikarenakan kecintaan kepada Allah Tuhan Semesta Alam yang telah menciptakan manusia 52. "Gusti Allah paring pitedah bisa lewat bungah, bisa lewat susah." Allah memberikan petunjuk bisa melalui bahagia, bisa melalui derita 53. "Gusti paring dalan kanggo uwong sing gelam ndalan." Tuhan memberi jalan untuk manusia yang mau mengikuti jalan kebenaran 54. "Natas, nitis, netes." Dari Tuhan kita ada, bersama Tuhan kita hidup, dan bersatu dengan Tuhan kita kembali 55. "Kawula mung saderma, mobah-mosik kersaning hyang sukmo." Lakukan yang kita bisa, setelahnya serahkan kepada Tuhan 56. "Ngapusi kui hakmu. Kewajibanku mung etok-etok ora ngerti yen mbok apusi." Berbohong itu hakmu. Kewajibanku hanya pura-pura tidak tahu kalau kamu berbohong 57. "Witing tresno jalaran soko kulino. Witing mulyo jalaran wani rekoso." Bahwa cinta itu tumbuh lantaran ada kebiasaan, kemakmuran itu timbul karena berani bersusah dahulu 58. "Manungsa mung ngunduh wohing pakarti." Kehidupan manusia baik dan buruk adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri 59. "Urip iku terus mlaku, bebarengan karo wektu, sing bisa gawa lakumu, supaya apik nasibmu." Hidup itu terus berjalan, bersamaan dengan waktu, yang bisa membawa tingkah lakumu, biar nasibmu baik 60. "Aja dadi uwong sing rumangsa bisa lan rumangsa pinter. Nanging dadiya uwong sing bisa lan pinter rumangsa." Jangan jadi orang yang merasa bisa dan merasa pintar, tetapi jadilah orang yang bisa dan pintar merasaKata Bijak Bahasa Jawa Kuno dan Artinya Tentang CintaIlustrasi ponsel cottonbro dari Pexels61. “Pengenku, Aku iso muter wektu. Supoyo aku iso nemokne kowe lewih gasik. Ben Lewih dowo wektuku kanggo urip bareng sliramu,” Aku berharap, aku bisa memutar waktu kembali. Di mana aku bisa lebih awal menemukan dan mencintaimu lebih lama. 62. “Aku ora pernah ngerti opo kui tresno, kajaba sak bare ketemu karo sliramu,” Aku tidak pernah tau cinta itu apa, kecuali setelah bertemu denganmu. 63. "Koe kuwi koyo bintang, sing indah didelok tapi susah untuk digapai” Kamu itu seperti bintang, yang indah dilihat tapi susah untuk digapai. 64. “Cinta dudu perkoro sepiro kerepe kowe ngucapke, tapi sepiro akehe seng mbok buktike” Cinta bukan perkara seberapa sering kamu mengucapkannya, tapi seberapa banyak kamu membuktikannya. 65. "Tresno iku mergo ati, ora bakal owah tekane mati." Cinta ini datang dari hati, tak bakal berubah sampai mati. 66. "Angger aku nyawang sliramu, rasane kabeh macem roso bungah ning alam dunyo mandeg ono ing ngarep netraku” Ketika aku melihatmu, aku melihat semuanya ujung kebahagiaan dunia ini telah berhenti sekejap di mataku. 67. "Padahal de’e mek konco, tapi angger de’e cedak karo wong liyo. Rasane cemburu." Padahal dia hanya berteman, tapi setiap kali dekat dengan orang lain. Rasanya cemburu. 68. “Kowe lungo nggowo kenangan, kowe teko maneh nggowo undangan” Kamu pergi membawa kenangan, kamu dating lagi membawa sebuah undangan. 69. "Iso nembang gak iso nyuling, iso nyawang gak iso nyanding" bisa bersyair tidak bisa bermain seruling, bisa melihat tidak bisa mendampingi 70. “Janji tresnomu gede, Nyatane saiki mbok tinggalne.” Janji cintamu besar, kenyataannya sekarang kamu tinggalkan. 71. "Aku ora malam mingguan, sandalku pedot." Aku nggak malam mingguan, sandalku putus. 72. "Gusti yen arek iku jodohku tulung dicidakaken, yen mboten joduhku tulung dijodohaken." Tuhan jika dia adalah jodohku tolong didekatkan, dan jika bukan tolong dijodohkan. 73. "Jenenge urip kui mesti akeh cobaan, yen akeh saweran kui jenenge dangdutan." Namanya hidup itu pasti banyak cobaan, kalau banyak saweran namanya dangdutan. 74. "Saat dewe podo–podo adoh, siji sing kudu koe ngerti, bakal tak jogo tresno iki sampe matek." Saat jarak memisahkan kita, satu hal yang harus kamu tahu, aku akan menjaga cinta ini sampai mati. 75. “Ra kepetuk sak wetoro rasane pengen weruh sliramu,” Tidak bertemu sebentar saja rasanya ingin melihat kamu.Kata Bijak Bahasa Jawa Kuno dan Artinya Tentang KehidupanIlustrasi ponsel. Photo by Oleg Magni on Unsplash76. "Merdeka iku yen Soekarno mbe Hatta baris rapi ning njero dompet. Yen sing baris Pattimura, berarti isih perjuangan." Merdeka itu kalau Soekarno dan Hatta baris rapi di dalam dompet. Kalau yang baris Pattimura, berarti masih perjuangan 77. "Dadi koe ngiri karo aku? Yo wis aku ngalah, aku tak nganan." Jadi kamu iri sama aku? Ya sudah aku ngalah, aku ke kanan 78. "Sorry, wonge sek fitnes, awake fit atine ngenes." Sorry, orangnya lagi fitnes, badannya fit hatinya merana 79. "Berakit-rakit kehulu berenang-renang ke tepian,mantan wes neng penghulu aku iseh kesepian." Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, mantan sudah di penghulu aku masih kesepian 80. "Tresno iku mergo ati, ora bakal owah tekane mati." Cinta ini datang dari hati, tak bakal berubah sampai mati 81. "Dosa sing paling menyedihkan iku dosambat ora duwe duit." Dosa yang paling menyedihkan adalah pada ngeluh tidak punya duit 82. "Kacang iku gurih, tapi nek dikacangin iku perih." Kacang itu gurih, tapi kalau dikacangin itu perih. 83. "Waktu adalah uang. Yen kancamu mbok jak dolan raono wektu, brarti wonge lagi ra duwe duit." Waktu adalah uang. Kalau temanmu tidak ada waktu untuk diajak jalan, artinya ia sedang tidak punya uang 84. "Ojo mung ngopi, sekali-sekali ngeteh ben ngerti yen urip iku ora mung pait, tapi yo sepet." Jangan cuma ngopi, sekali-kali ngeteh supaya tahu kalau hidup tak cuma pahit tapi juga sepet 85."Ngimpi Seng dukur koyo langit, yen awakmu logor berarti turumu kurang nengah." Bermimpilah setinggi langit, jika kamu terjatuh berarti tidurmu kurang ke tengah 86. "Aja mbedakake marang sak sapadha-pada." Hargai perbedaan, jangan membeda-bedakan sesama manusia 87. "Ambeg utomo, andhap asor." Selalu menjadi yang utama tetapi selalu rendah hati 88. "Kudu semangat masio gak ono sing nyemangati." Harus Semangat Walau Tidak Ada yang Kasih Semangat 89. "Meneng widara uleran." Terlihat baik namun sebenarnya buruk 90. "Nek wes niat kerjo iku, ojo golek perkoro, nek wes diniati golek rejeki iku ora usah golek rai." Kalau sudah mendapatkan pekerjaan itu jangan cari perkara, kalau sudah diniati cari rezeki itu tidak usah cari muka* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Namabayi Jawa kuno menurut Mama punya makna dan penyebutan yang indah. Beberapa orang mungkin menganggap kalau nama dari bahasa daerah itu kuno dan ketinggalan zaman. Tetapi sebenarnya enggak sama sekali! Nama bayi dari bahasa daerah juga enggak kalah baiknya dengan nama yang modern, Ma. Nama-nama ini punya arti nama yang penuh dengan doa dan
Relief pada Candi Sukuh di kaki Gunung Lawu. Foto Dok, Wikimedia Commons. Proses penyebaran agama Hindu hingga ke nusantara juga melebarkan pengaruh tradisi dan budaya India. Salah satunya ajaran seni bercinta atau Kama Sutra yang dikenal sebagai Asmaragama dalam budaya Jawa. Dalam kamus Bausastra Jawa, kata asmara berarti 'cinta'. Sementara kata gama bermakna 'agama' atau 'ajaran', yang secara semantis bermakna wajib dipatuhi. Sehingga dalam budaya Jawa, Asmaragama tak sekadar menyoal erotisme tapi juga bagian dari ajaran yang sakral dan sarat etika. Ajaran Asmaragama banyak diceritakan dalam naskah Jawa kuno sekitar abad-18. Masyarakat Jawa pada saat itu masih sangat kental dengan sinkretisme-perpaduan paham dari suatu kepercayaan-budaya Hindu-India dan memandang seks sebagai bagian dari laku atau perjalanan cinta asmara yang menjadi bagian dari seksualitas dipandang sebagai bentuk kesucian. Tujuannya untuk mencari wiji sejati atau generasi penerus yang mempunyai keyakinan dan satu relief erotis pada Candi Sukuh. Foto Dok. Wikimedia Commons. Terlebih pada masa kejayaan keraton Jawa, seksualitas menjadi bagian integral dalam kehidupan dan seni budaya Jawa. Sebagai contoh, Kama Sutra memiliki makna fisolofis dalam dunia pewayangan, di mana kata kama diartikan sebagai 'sperma'. Orang yang suka "bermain" sperma digambarkan sebagai tokoh Kama Salah-nama kecil tokoh wayang Batara Kala-yang berarti sperma yang disalahgunakan. Orang yang seperti Kama Salah memiliki sifat kekanak-kanakan, egois, dan tidak mawas diri dalam hal seksualitas sehiggga bisa merusak harmoni pujangga Jawa klasik juga menulis sumber literasi yang mengungkapkan sisi erotis manusia dan ajarannya agar menjadi referensi dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran seksologi Jawa salah satunya terdapat pada Serat Centhini yang ditulis atas perintah Sunan Paku Buwana V di Surakarta pada pertengahan abad Serat Centhini, seks menjadi salah satu topik yang dibahas secara lugas, mulai dari cara berhubungan seks dengan letak-letak genital yang sensitif, waktu yang tepat untuk bersenggama dengan sistem kalender Jawa, resep pengobatan seksual, hingga mantra seksual. Sementara naskah-naskah klasik lainnya seperti Serat Candrarini, Serat Wulang Putri, dan Serat Nitisastra berisi informasi tentang seksualitas wayang Arjuna. Foto Dok. Wikimedia Commons. Dalam cerita wayang, tokoh Arjuna-salah satu tokoh Pandawa, putra Raja Pandu Dewanata dan Dewi Kunthi Talibarata-memiliki kekuatan memikat hati wanita yaitu Aji Asmaragama. Kekuatan ini merupakan bagian terakhir dari 5 tahapan yang harus dilakukan sebelum menggunakan Aji Asmaragama, sehingga memiliki nilai filosofis sebagai panduan dalam berumah tangga. Berikut penjelasannya1. Asmaranala, yang bermakna kedua insan yang bercinta sebaiknya dilandasi rasa cinta kasih dari lubuk hati masing-masing. Hal ini mengajarkan seks bukan sekadar menyalurkan hasrat birahi, tapi perpaduan dua hati yang saling mencinta. 2. Asmaratura, maksudnya pasangan yang saling mencintai harus saling memiliki rasa kebanggaan terhadap pasangannya. Ini bisa dilihat salah satunya dari ketertarikan kepada kecantikan dan ketampanan kedua belah Asmaraturida, yang menyimbolkan dalam kehidupan suami istri, harus diselingi dengan gurau dan canda selama tidak berlebihan. Tak jarang guyonan dalam berumah tangga bisa menjadi jalan awal untuk bercinta. 4. Asmaradana, tahapan yang kekuatannya terletak pada kata-kata indah atau sesuatu yang menyentuh hati. Maksudnya, bisa saja memberikan puisi, lagu, atau syair untuk pasangan, atau bila tak terbiasa dengan kata-kata romantis, bisa saja memperlakukan pasangan secara istimewa. 5. Asmaratantra, tahap ini mengajarkan dalam berumah tangga harus konsisten dalam memberikan sentuhan kasih sayang, terutama saat melakukan hubungan seks. Apalagi setelah memiliki keturunan, kebiasaan yang memantik gairah harus Asmaragama, konon dalam tahap ini para raja dahulu harus bersemedi dan membersihkan diri sebelum berhubungan intim, sementara permaisuri mereka mandi, berdandan, dan wangi. Dalam konteks sekarang, tahap ini mengajarkan suami istri mesti membersihkan diri sebelumnya berhubungan intim, seperti dalam agama Islam disunahkan wudu, salat sunah berjamaah, dan berdoa agar diberikan keturunan 2011. Tata Hubungan Pria Wanita dalam Pandangan Budaya Jawa. Universitas Negeri Sugeng. 2016. Makna Simbolisme dalam Mantra Asmaragama Sang Arjuna. Semarang Unisbank.
OrangChina kuno juga sangat mementingkan pemakaman sebagai penghormatan kepada almarhum, yang dianggap sebagai salah satu ritual terpenting bagi kehidupan setiap orang.. Hal terpenting dalam pemakaman adalah pemilihan perlengkapan pemakaman dan pembangunan makam. Baca juga: VIRAL Restoran Berada di Kuburan Ramai Dikunjungi, Para Pembeli Menikmati Makan Dikelilingi 12 Makam
Lukisan, gambar, maupun sketsa tentang nusantara jaman dulu yang sering saya temui kebanyakan berasal dari sumber Eropa. Gambar-gambar tersebut berasal dari dokumen milik pedagang barat yang mencatat transaksi dagang, ilmuwan dan naturalis barat yang mendokumentasikan penelitian tentang satwa atau penduduk di negeri asing, pengelana yang menerbitkan catatan perjalanan, perwira yang menulis laporan tentang aksi militer pasukannya kepada atasan, serta serdadu yang menuangkan isi hatinya dalam buku harian. Selain sumber sejarah yang sifatnya kebetulan’ di atas, ada banyak litografi yang dikerjakan oleh siswa pelukis yang mendapat pelatihan dari angkatan laut Belanda, maupun pelukis profesional yang sengaja didatangkan dari negeri kincir angin untuk memenuhi permintaan orang-orang kaya di Batavia baca Mengintip Dunia Kuno Lewat Litografi . Meskipun eksotis, kaca mata orang Eropa kadang kurang pas, jadi bukan main girang hati saya saat menemukan sejumlah ilustrasi yang dibuat oleh seniman Cina atau Jepang. Karya-karya mereka ini menawarkan cara yang berbeda untuk menikmati sejarah. Portugis adalah orang Eropa pertama yang mencapai Jepang pada 1543. Inggris datang berikutnya lalu disusul Belanda pada tahun 1600. Untuk membendung upaya penyebaran agama Kristen yang dilakukan Inggris dan Portugis, penguasa Jepang menerapkan Sakuko, yakni praktik isolasi diri yang menutup kontak dengan dunia luar. Sakuko dilaksanakan hingga 220 tahun lamanya dan baru berakhir tahun 1853. Hanya Cina dan Belanda, bangsa Eropa yang hanya memikirkan berdagang dan tidak tertarik mengirim misionaris dan penginjil, yang masih diijinkan berdagang secara terbatas di pelabuhan Dejima, sebuah pelabuhan perdagangan kecil di Nagasaki. Pada periode inilah Belanda masuk ke nusantara sehingga terdapat figur orang Jawa pada lukisan-lukisannya. Ilustrasi-ilustrasi ini muncul dalam beragam gaya, tetapi semua menggambarkan orang Jawa dan orang Bali sebagai budak Belanda, sering memegang payung atau memegang beberapa barang lainnya. Wah, ngenes banget ya orang kita banyak jadi jongos sejak duluuuu sekali 🙁 Orang-Belanda-dan-budak-Jawa-yang-menawarkan-arang-pada-burung-kasuari Qing Imperial Illustrations of Tributary People adalah kumpulan studi deskriptif dan etnologis yang berisi catatan tentang negara-negara anak sungai dan seterusnya serta berbagai kelompok etnis pada masa pemerintahan Qing abad 18. Berikut pengamatan seniman Cina tentang pakaian yang dikenakan penduduk nusantara dari buku itu. Pakaian orang Sumatera digambar oleh seniman Cina abad 18 Pakaian orang Jawa digambar oleh seniman Cina abad 18 Pakaian orang Banjarmasin digambar oleh seniman Cina abad 18 Sumber Munko
15 Perbesar. Ilustrasi barang antik (AP Photo/Alvaro Barrientos) Liputan6.com, Solo - Pasar Triwindu merupakan salah satu ikon wisata kota Solo yang dikenal sebagai pusat penjualan barang-barang antik dan kuno. Berbagai barang-barang antik dan kuno dijual di sini cukup beragam. Uang koin, uang kertas kuno keluaran 1800-an, topeng, piring kuno
– Sebagai negara kepulauan, Indonesia dikenal telah merajai ekspedisi laut untuk perdagangan sejak berabad-abad silam. Kapal-kapal kargo dibangun untuk menyaluran komoditas rempah-rempah dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Sebelum teknologi pelayaran dikuasai bangsa Eropa, Indonesia telah memiliki teknologi perkapalan yang menakjubkan. Hal ini diakui oleh seorang astronomer kesohor dari Yunani bernama Claudius Ptolemaeus menyebutnya kolandiaphonta, yang berarti kapal dari Sumatera atau Jawa. Sejarahnya bermula di era 1500-an ketika orang Jawa dikenal menguasai kawasan Asia Tenggara dengan menguasai jalur rempah antara Maluku, Jawa, dan Malaka. Lambat laun, pelabuhan Malaka juga menjadi pusat perdagangan pada masa itu. Terpusatnya perdagangan di pelabuhan Nusantara itu menjadi dorongan bagi orang di Jawa untuk terus mengembangkan kapal-kapal besar demi ekspansi kawasan dagangnya. Baca Juga Melihat Ulang Bagaimana Sudut Pandang Menjadi Seorang Pejalan Pada abad ke-8, perkapalan Nusantara pun mencapai puncak kejayaannya ketika orang Jawa berhasil membuat kapal terbesar dalam sejarah dunia. Orang Jawa menyebutnya “jung”, yang dalam bahasa Jawa kuno berarti perahu. Dibalik perawakan Jung Jawa yang besar bak raksasa, kapal ini dibangun dengan teknik yang cukup unik. Alih-alih menggunakan paku atau besi, kerangka Jung Jawa menggunakan pasak untuk merekatkan bagian kapal satu sama lain. Kapal ini terdiri dari empat tiang layar dan dinding besar yang merupakan gabungan dari empat lapis kayu jati. Jung Jawa juga menggunakan bermacam layar, mulai dari dua layar hingga empat layar besar, lengkap dengan sebuah busur besar sebagai kemudi angin. Hadirnya kapal raksasa ini turut tercatat dalam laporan sejarah abad 16 yang ditulis oleh Gaspar Correia. Dalam catatan itu, ia menceritakan tentang kapal raksasa dari Jawa yang tidak mempan ditembak meriam terbesar. Dari empat lapis papan kapal, hanya dua saja yang bisa ditembus. Baca Juga Singkap Misteri Laut Jawa, Kisah Kapal Sekutu Sampai U-Boot Jerman Armada terbesar pada masa kejayaan Majapahit Pada abad ke-14, Kapal Jung Jawa semakin dikenal oleh para pelaut di dunia. Kapal-kapal tersebut digunakan secara besar-besaran oleh Kerajaan Majapahit sebagai kapal angkut militer. Jumlah terbesar jung perang Majapahit mencapai 400 kapal yang dikelompokkan menjadi 5 armada. Kapal-kapal itu mampu menampung hingga 800 prajurit dengan panjang mencapai 50 depa atau setara 100 meter. Untuk ukuran kecil, kapal ini memiliki panjang 33 meter dengan kapasitas 121 prajurit. Dari waktu ke waktu, jung Majapahit mengalami alih fungsi. Melihat kapasitasnya yang cukup besar, kapal ini akhirnya juga dijadikan sebagai kapal dagang. Niccolo da Conti pada abad ke-15 menggambarkan kargo Jawa tersebut memiliki ukuran yang lebih besar dari kapal terbesar bangsa Portugis pada masa itu, yakni kapal Flor de La Mar. Baca Juga Pesan Teladan Kemajemukan Budaya dari Metropolitan Majapahit Menurut buku “Majapahit Peradaban Maritim” yang ditulis oleh Irwan Djoko Nugroho, Jung Jawa memiliki ukuran 4 hingga 5 kali lipat Kapal Flor de La Mar. Bahkan, kapal jung bisa memuat komoditas hingga ton. Berdasarkan catatan Duarte Barosa, Jung Jawa digunakan untuk melakukan perdagangan dari Asia Tenggara hingga Timur Tengah. Barang dagangan yang dibawa adalah beras, daging sapi, kambing, babi, bawang, senjata tajam, emas, sutra, kamper, hingga kayu gaharu. Pada masa itu pula, penjelajahan orang-orang Nusantara mencapai prestasi terbesarnya. Sebab, hampir semua komoditas rempah-rempah dari Asia ditemukan di Jawa. Hilangnya kapal Jung Kapal raksasa Jung Jawa yang cukup tersohor pada masanya, sayangnya tidak banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia saat ini. Gagalnya regenerasi kekuasaan Mataram disebut-sebut sebagai salah satu penyebab terkikisnya peradaban kapal jung. Setelah Sultan Agung Mataram lengser, pemerintahan Mataram jatuh pada Amangkurat I. Pada masa pemerintahannya, Amangkurat I menjalin perjanjian dagang dengan Belanda melalui VOC. Baca Juga Rentetan Praktik Korupsi Pemantik Perang Jawa Pangeran Dipanagara Perjanjian tersebut berbunyi pihak VOC diizinkan membuka pos-pos dagang di wilayah Mataram, sedangkan pihak Mataram juga diizinkan berdagang ke pulau-pulau lain yang dikuasai VOC. Amangkurat I juga menutup pelabuhan dan menghancurkan kapal-kapal di kota-kota pesisir, untuk mencegah pemberontakan dari pihak yang tidak setuju dengan keputusannya. Kondisi itu semakin diperburuk ketika VOC mulai menguasai pelabuhan-pelabuhan pesisir di pertengahan abad 18. Pada saat itu, VOC juga melarang galangan kapal membuat kapal dengan tonase melebihi 50 ton dan menempatkan pengawas di masing-masing kota pelabuhan. Hingga saat ini, peradaban kapal jung dan perjalanannya membawa komoditas rempah Nusantara ke penjuru Asia hanya tersisa menjadi sejarah yang hampir terlupakan. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
. ucy6mf998h.pages.dev/682ucy6mf998h.pages.dev/20ucy6mf998h.pages.dev/686ucy6mf998h.pages.dev/438ucy6mf998h.pages.dev/464ucy6mf998h.pages.dev/322ucy6mf998h.pages.dev/245ucy6mf998h.pages.dev/606ucy6mf998h.pages.dev/899ucy6mf998h.pages.dev/401ucy6mf998h.pages.dev/3ucy6mf998h.pages.dev/749ucy6mf998h.pages.dev/462ucy6mf998h.pages.dev/959ucy6mf998h.pages.dev/934
foto orang jawa kuno